Romo Vikep Surabaya Barat yang juga Pastor Kepala Paroki St Yakobus Citraland, ketiika diminta komentar menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan ide dari para pendamping BIAK paroki. Tujuan dari acara seperti tidak lain agar anak-anak lebih mengenal Kitab Suci. Hasil kolaborasi dari para pendamping dari keempat paroki ini akahirnya melahirkan ide supaya tahun ini mengadakan acara secara bersama-sama.
Kata Romo Novi, awalnya diwacanakan satu kevikepan kemudian hanya beberapa paroki, dan akhirnya menjadi empat paroki masing-masing Paroki Redemptor Mundi, Paroki Aloysius Gonzaga, Paroki St Stefanus dan Paroki St Yakobus. Dua paroki seperti St Yusup Karangpilang dan Paroki Sakramen Mahakudus tetap mengirim pesertanya. Jumlah pesrta kata Romo Novi mencapai seribu anak, dan panitia yang mengurus kegiatan ini sebanyak 600 orang.
“Terus terang, saya acungkan jempol bagi panitia. Mereka sangat sibuk apalagi mengurus seribu anak. Saya mengamati pertemuan panitia dari keempat paroki ini hampir 10 kali lebih. Saya apresiasi atas kerja keras panitia sampai terselenggara dan suksesnya acara ini. Beruntung, para panitia dari keempat paroki ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan ini karena setiap tahun paroki menyelenggarakan kegiatan seperti ini,” tutur Romo Novi.
Ditanya, gawe besar seperti ini apa tidak terjadi benturan antar panitia? “Saya kira itu normal karena kegiatan acaranya besar, kemudian panitianya banyak karena gabungan empat paroki. Namun, benturan itu tidak serius. Dan menurut saya, benturan itu menjadi pelajaran tersendiri bagi para pendamping untuk lebih baik lagi dalam kerja samanya."
Mengenai kegiatan itu sendiri, Romo Prima Novianto memuji kegiatan selama 3 hari itu. “Acara itu juga mengacu pada program Ardas tahun ini adalah KKU dan KKM dan misioner. “Pada acara ini kami lebih menekankan tentang misioner. Anak-anak lewat acara ini diajak untuk mengerti apa itu misioner dan bagaimana terlibat dalam karya atau aktivitas misioner. Judul kegiatan 1000 AM itu bagus. Kemudian pemahaman tentang misioner juga dijelaskan dengan sangat baik lewat kegiatan-kegiatan atau aktivitas yang dilakukan anak-anak,” tuturnya.
Romo Novi menambahkan, dia melihat anak-anak melaksanakan kegiatan itu dengan 2D2K (Doa, Derma, Kurban dan Kesaksian. “Menurut saya, di tingkat keuskupan, kegiatan 1000 AM ini merupakan yang terbesar bagi anak-anak. Ada satu pemandangan yang menarik bagi saya dimana setelah kegiatan selesai, banyak orangtua dan anak-anak sangat ceria. Malah mereka mengusulkan agar kegiatan seperti ini dulangi tahun depan. Terus terang tidak mudah karena sangat berat tapi yang bagus kalau diadakan tiga tahunan,” tuturnya.
Apakah ada rencana kegiatan ini diadakan tahun depan? “Dari segi kegiatan menarik. Namun kalau dilaksanakan setiap tahun rasanya berat. Persiapannya membutuhkan waktu sampai berbulan-bulan. Bisa jadi hampir setengah tahun sendiri. Belum lagi dana yang dikeluarkan juga sangat besar,” kata Romo Novi.
Meskipun memuji kegiatan ini, Romo Novi sedikit memberi kritik dan saran kepada panitia. Di antaranya, persiapan perlu lebih panjang lagi, melibatkan anak-anak BIAK dari semua paroki di Kevikepan Surabaya Barat. Juga perlu ada romo atau suster yang menjadi pendamping panitia sehingga bila ada kesulitan dapat membantu memberikan solusi yang terbaik.
Namun, dalam perbincangan tersebut, Romo Novi sudah punya wacana kalau tahun depan akan mengadakan kegiatan khusus untuk Rekat dan OMK dengan tema dalam kegiatan keluarga. “Namun ini masih sebatas gagasan dalam benak saya. Melihat begitu banyak anak-anak rekat dan OMK yang terlibat dalam 1000 AM, saya tergerak untuk mengajak memberikan perhatian bagi mereka agar mampu berperan dalam keluarga, gereja, dan masyarakat,” tutur Romo Novi. (herman yos kiwanuka)
No comments:
Post a Comment