SMAK Frateran, Surabaya, tentu tak ketinggalan dalam merayakan kemerdekaan Indonesia. Berbagai lomba diadakan untuk mengisi kegiatan siswa di Hari Kemerdekaan. Namun, ada salah satu lomba unik yang jarang diadakan di sekolah-sekolah lain. Lomba tersebut adalah mural atau melukis di dinding. Tema lomba mural juga selaras dengan kemerdekaan Indonesia, yaitu multikulturalisme. Lomba ini terbilang cukup jarang untuk tujuh belasan. Apalagi, tembok di Jalan Niaga Dalam dan Kepanjen sudah mulai pudar catnya sejak lomba mural lima tahun yang lalu.
Lomba ini diikuti oleh seluruh siswa mulai dari kelas 10 sampai kelas 12. Acara berlangsung dari tanggal 14 Agustus sampai 16 Agustus 2014 dengan memakai tembok yang ada di sekitar SMAK Frateran, yaitu Jalan Niaga Dalam dan Jalan Kepanjen. Masing-Masing kelas wajib mengirimkan tujuh orang untuk mengecat di tembok yang sudah disediakan tersebut.
Sebelum lomba berlangsung, diadakan seleksi untuk memilih 22 kelas yang terpilih untuk mengikuti lomba dengan pembuatan sketsa di kertas gambar. Pembuatan sketsa berlangsung pada 7-11 Agustus 2014. Tentu saja tiap kelas mewujudkan ide-ide menarik mereka lewat karya di kertas gambar tersebut
Setelah proses seleksi dan pengumuman 22 kelas yang masuk lomba, tiap kelas harus menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk mengecat. Karena mengecat di tembok yang ukurannya kurang lebih dua meter, tak heran ada kelas yang membawa tangga dari rumah. Ada juga yang mengangkat kursi di kelas masing-masing.
Tidak disangka, cuaca yang panas menjadi kendala dalam pembuatan mural. Meskipun ada beberapa tempat mural yang dingin karena terbantu pohon, namun kebanyakan mengalami cuaca panas, terutama di Jalan Niaga Dalam. Masih ada kendala-kendala lainnya, mulai dari kehabisan bahan maupun kekurangan orang karena cuaca yang cukup panas.
Namun, cuaca panas tersebut tidak menghalangi mereka dalam menyelesaikan karyanya. Ada juga ide-ide tertentu dalam mengatasi cuaca panas mulai dari memakai payung sampai membuat tenda. Semua demi menunjukkan hasil terbaik, tidak hanya di kalangan sekolah namun juga masyarakat.
Dalam lomba mural ini terdapat tiga juri yang menilai, yaitu Bapak Antonius Haritono selaku guru seni rupa, yang dibantu oleh Bapak Victor Helmi dan Bapak Aloisius Rabata. Tidak lengkap jika lomba tidak ada juara. Juara 1 diraih oleh Kelas 12 IPS 2, Juara 2 diraih oleh kelas 12 Science, dan juara favorit diraih oleh 11 Science.
Frater M. Adriano BHK selaku Kepala SMAK Frateran ketika melihat karya mural SMAK Frateran mengaku senang dan puas. "Semua karya siswa bagus dan memiliki arti masing-masing di setiap karya. Daripada dinding dicorat-coret lebih baik digunakan untuk karya. Selain bagus dilihat sekolah, juga di kalangan masyarakat sekitar," tambahnya. (Eric Soejatno)
No comments:
Post a Comment