Celaket, sebuah tempat rekreasi yang terkenal dengan udara dingin,
sejuk, letaknya di sebuah lereng dan
diapiti tiga gunung, masing-masing Gunung Welirang, Gunung Arjuno dan Gunung
Penanggungan, di wilayah Kabupaten Mojokerto. Di tempat inilah, umat Katolik
Redemptor Mundi, yang tergabung dalam
kelompok Dominikan Awam, sebuah kelompok kategorial yang ingin meneladani St
Dominikus, pendiri Ordo Pewarta (OP), mengadakan rekoleksi di Biara Susteran OCD.
Siang itu, Sabtu (22/9/2014), sebanyak 51 orang anggota Dominikan Awam
dibawah ketuanya, Wilhelmus Welem Hemfri Elim Kusuma, meluncur ke Celaket.
Suasana penuh persaudaraan diperlihatkan para Dominikan Awam selama di Celaket.
Udara dingin ternyata tidak menciutkan nyali para Dominikan Awam untuk
mengikuti acara rekoleksi. Sore itu, para Dominikan Awam mengawali dengan doa
pembukaan, dilanjutkan dengan rekoleksi dengan pembawa materi pertama, Romo
Andreas Kurniawan OP. Minggu pagi, diawali dengan doa bersama di ruangan
pertemuan, dilanjutkan dengan siraman rohani dari Romo Nilo Lardizabal OP,
dilanjutkan dengan misa pada pukul 11.30.
Romo Andreas Kurniawan, OP di depan para Dominikan Awam lebih dulu
menanyani beberapa umat, mengapa tertarik gabung dalam Dominikan Awam? Ada yang
menjawab, karena tertarik dengan keteladanan St Dominikus, ada yang mengatakan
ingin lebih mendalami Dominikan Awam, ada pula yang mengatakan karena banyak
teman.
Menurut Romo Andre, dalam organisasi Dominikan Awam atau Ordo Pewarta,
yang dia tertarik adalah adanya persaudaraan dan kegembiraan. Pengalaman
pribadi, lanjut Romo Andre, ketika masih frater, semua frater dilatih cuci
piring bersama dan pekerjaan lainnya dilakukan secara bersama-sama.
“Coba kalau
kerja sendirian, pasti malas tapi kalau kita kerja bersama-sama lain rasanya.
Itulah yang saya katakan muncul rasa persaudaraan. Saya waktu masih frater,
selaku pinjam catatan Romo Nilo untuk menyalin kembali dan menurut saya
bahagianya kalau kita bersaudara,” tutur Romo Andre.
Ditambahkan, dalam kebersamaan,
atau persaudaraan tentu di situ ada kegembiraan. “Kadang kita berada di tengah
kegelisahan, tentu di situ ada rahmat,” katanya.
Romo Nilo dalam sesi berikutnya (Minggu pagi) mengatakan, setiap orang
tentu punya tujuan, setiap organisasi
yang didirikan tentu ada tujuannya, demikian pula dengan Dominikan Awam.
Tujuannya antara lain: Vision, Unifier,
Enjoy Life. Vision tujuannya kita lebih dekat dengan Tuhan.
Unifer
maksudnya, penyatuan, namun membutuhkan
jiwa yang sabar dengan siapa saja. Sedangkan Enjoy life maksudnya
sebagai manusia apalagi Dominikan Awam harus menikmati hidup. Dia meningatkan,
sebagai Dominikan Awam, harus bergembira karena kita berada dalam sebuah tali
persaudaraan.
Acara Bakar Jagung
Tali persaudaraan tidak hanya sekadar diucap atau sebagai simbol dalam
Dominikan Awam. Namun selama di Celaket, hubungan persaudaraan itu rasanya
lebih dipererat, sehingga suasannya sangat kekeluargaan. Organisasi ini tidak
melihat suku, daerah tetapi hanya melihat sebuah perbedaan kalau dipersatukan
akan menjadi indah.
Suasana guyub, akrab dan penuh persaudaan muncul di Bumi Celaket.
Apalagi saat makan bersama entah pagi, siang atau malam, masih-masing Dominikan
Awam, bisa bersabar, bercakap-cakap satu dengan yang lain, tukar menukar
informasi.
Yang lebih terasa pada Sabtu mulai pukul 09.30 hingga pukul 12.00 adalah
acara makan jagung bakar bersama. Bu Lanny dan beberapa ibu sibuk membakar
jagung, sementara ibu-ibu lain melayani minuman ronde, dan roti bakar.
Tiba-tiba Pak Gumoul dan Pak Anggoro bersama Pak Welem, Pak Sonny dan para ibu-ibu
mengambil dua gitar dan bernyanyi bersama. Puluhan lagu-lagu klasik dinyanyikan
membuat suasana di Susteran OCD yang awalnya dingin menyengat, dan sepi, bisa
hilang.
(herman yos kiwanuka)
No comments:
Post a Comment