Wednesday, November 12, 2014

Rekoleksi Dominikan Awam di Lereng Gunung Welirang

Celaket, sebuah tempat rekreasi yang terkenal dengan udara dingin, sejuk,  letaknya di sebuah lereng dan diapiti tiga gunung, masing-masing Gunung Welirang, Gunung Arjuno dan Gunung Penanggungan, di wilayah Kabupaten Mojokerto. Di tempat inilah, umat Katolik Redemptor Mundi,  yang tergabung dalam kelompok Dominikan Awam, sebuah kelompok kategorial yang ingin meneladani St Dominikus, pendiri Ordo Pewarta (OP), mengadakan rekoleksi di  Biara Susteran OCD.

Siang itu, Sabtu (22/9/2014), sebanyak 51 orang anggota Dominikan Awam dibawah ketuanya, Wilhelmus Welem Hemfri Elim Kusuma, meluncur ke Celaket. Suasana penuh persaudaraan diperlihatkan para Dominikan Awam selama di Celaket.

Udara dingin ternyata tidak menciutkan nyali para Dominikan Awam untuk mengikuti acara rekoleksi. Sore itu, para Dominikan Awam mengawali dengan doa pembukaan, dilanjutkan dengan rekoleksi dengan pembawa materi pertama, Romo Andreas Kurniawan OP. Minggu pagi, diawali dengan doa bersama di ruangan pertemuan, dilanjutkan dengan siraman rohani dari Romo Nilo Lardizabal OP, dilanjutkan dengan misa pada pukul 11.30.

Romo Andreas Kurniawan, OP di depan para Dominikan Awam lebih dulu menanyani beberapa umat, mengapa tertarik gabung dalam Dominikan Awam? Ada yang menjawab, karena tertarik dengan keteladanan St Dominikus, ada yang mengatakan ingin lebih mendalami Dominikan Awam, ada pula yang mengatakan karena banyak teman.

Menurut Romo Andre, dalam organisasi Dominikan Awam atau Ordo Pewarta, yang dia tertarik adalah adanya persaudaraan dan kegembiraan. Pengalaman pribadi, lanjut Romo Andre, ketika masih frater, semua frater dilatih cuci piring bersama dan pekerjaan lainnya dilakukan secara bersama-sama. 

“Coba kalau kerja sendirian, pasti malas tapi kalau kita kerja bersama-sama lain rasanya. Itulah yang saya katakan muncul rasa persaudaraan. Saya waktu masih frater, selaku pinjam catatan Romo Nilo untuk menyalin kembali dan menurut saya bahagianya kalau kita bersaudara,” tutur Romo Andre.

Ditambahkan, dalam  kebersamaan, atau persaudaraan tentu di situ ada kegembiraan. “Kadang kita berada di tengah kegelisahan, tentu di situ ada rahmat,” katanya.

Romo Nilo dalam sesi berikutnya (Minggu pagi) mengatakan, setiap orang tentu punya tujuan,  setiap organisasi yang didirikan tentu ada tujuannya, demikian pula dengan Dominikan Awam. Tujuannya antara lain: Vision, Unifier,  Enjoy Life. Vision tujuannya kita lebih dekat dengan Tuhan. 

Unifer maksudnya, penyatuan, namun membutuhkan  jiwa yang sabar dengan siapa saja. Sedangkan Enjoy life maksudnya sebagai manusia apalagi Dominikan Awam harus menikmati hidup. Dia meningatkan, sebagai Dominikan Awam, harus bergembira karena kita berada dalam sebuah tali persaudaraan.

Acara Bakar Jagung

Tali persaudaraan tidak hanya sekadar diucap atau sebagai simbol dalam Dominikan Awam. Namun selama di Celaket, hubungan persaudaraan itu rasanya lebih dipererat, sehingga suasannya sangat kekeluargaan. Organisasi ini tidak melihat suku, daerah tetapi hanya melihat sebuah perbedaan kalau dipersatukan akan menjadi indah.

Suasana guyub, akrab dan penuh persaudaan muncul di Bumi Celaket. Apalagi saat makan bersama entah pagi, siang atau malam, masih-masing Dominikan Awam, bisa bersabar, bercakap-cakap satu dengan yang lain, tukar menukar informasi.

Yang lebih terasa pada Sabtu mulai pukul 09.30 hingga pukul 12.00 adalah acara makan jagung bakar bersama. Bu Lanny dan beberapa ibu sibuk membakar jagung, sementara ibu-ibu lain melayani minuman ronde, dan roti bakar. 

Tiba-tiba Pak Gumoul dan Pak Anggoro bersama Pak Welem, Pak Sonny dan para ibu-ibu mengambil dua gitar dan bernyanyi bersama. Puluhan lagu-lagu klasik dinyanyikan membuat suasana di Susteran OCD yang awalnya dingin menyengat, dan sepi, bisa hilang.

(herman yos kiwanuka)



No comments:

Post a Comment