Pagi itu, Minggu 7 Desember 2014, cuaca kota Nganjuk sebenarnya sempat mendung dan gerimis. Tetapi rupanya cuaca yang kurang bersahabat itu tidak mengurangi semangat dan keceriaan umat Lingkungan St. Benedictus, Paroki Ngagel, Surabaya, untuk melaksanakan bakti sosial di Stasi Tritik.
Dengan menggunakan satu bus besar dan dua mobil, rombongan memasuki kota Nganjuk sekitar jam 08.30. Syukur kepada Allah, gerimis yang sejak pagi membasahi Nganjuk sudah reda saat rombongan tiba di halaman sebuah pabrik di wilayah Guyangan untuk istirahat sejenak. Di halaman pabrik itu, rombongan diterima Bapak Cosmas Budi Rahardjo, warga Paroki Nganjuk, yang beberapa minggu sebelumnya memang sudah dikontak terlebih dahulu oleh Bapak Lauw Hendra sebagai ketua Lingkungan St. Benedictus, Paroki Ngagel untuk membantu dan mendukung kegiatan bakti sosial itu.
Setelah istirahat sejenak dan memindah-mindahkan barang-barang bantuan dari bagasi bus ke mobil boks, akhirnya rombongan bersama-sama berangkat ke Stasi Tritik dengan menggunakan beberapa mobil kecil. Jarak Guyangan ke Tritik yang kurang lebih 16 km ditempuh rombongan selama kurang lebih 45 menit. Separuh lebih perjalanan itu, ditempuh rombongan dengan melewati jalan-jalan yang rusak dan berbatu, serta harus melewati daerah perbukitan membelah hutan-hutan jati milik perhutani. Kondisi jalan yang rusak itulah yang menyebabkan lamanya waktu tempuh ke Tritik.
Di Tritik, rombongan disambut oleh Ibu Sampun (istri dari ketua stasi Tritik) dan beberapa umat. Mereka tiba di Tritik setengah jam sebelum misa dimulai pada pukul 10.00. Kebetulan, hari itu memang giliran Stasi Tritik ketempatan misa kekehan (gangsing) dalam siklus putaran layanan misa bersama dengan Stasi Gondang, Rejoso, dan Jatikampir. Waktu yang ada itu mereka gunakan untuk menurun-nurunkan bingkisan dan barang-barang yang akan disumbangkan dan mempersiapkan teknis pembagiannya.
Sebagian besar yang lain, sudah duduk rapi di dalam kapel mempersiapkan hati untuk mengikuti misa hari Minggu Adven II. Mendekati jam 10.00, rombongan RD Leo Giovani bersama dengan beberapa dokter tiba di Tritik. Demikian pula menyusul rombongan umat dari Stasi Jatikampir, Rejoso, dan Gondang. Misa dimulai jam 10.00 dengan menggunakan bahasa Indonesia, sedangkan lagu-lagunya menggunakan lagu bahasa Jawa. Sebenarnya hari itu Stasi Tritik memang mendapat giliran misa bahasa Jawa, sehingga petugas-petugas liturgi dan petugas koor sudah mempersiapkannya dengan menggunakan bahasa Jawa.
Persiapan koor yang dirasa kurang dan lagu bahasa Jawa yang mungkin masih terdengar asing di telinga saudara-saudara dari Surabaya, barangkali sedikit banyak memang mengganggu kelancaran jalannya ekaristi siang itu. Tetapi bagaimanapun juga rasa syukur yang mendalam karena boleh berbagi dan menerima berkat dari Tuhan, tetap terungkap dengan jelas dalam keseluruhan ekaristi siang itu.
Dalam homilinya, RD Leo Giovani sempat mengingatkan umat untuk terus mengusahakan hidup yang lurus dengan menutup lubang-lubang ucapan, perilaku dan sikap hidup negatif yang barangkali selama ini masih ada. Itulah salah satu bentuk persiapan dan penantian menyambut kelahiran Tuhan Yesus selama masa Adven. Di akhir misa, Ibu Lisa Soegiharto sebagai ketua panitia bakti sosial dan Bapak Subono sebagai wakil dari umat Stasi Tritik, Gondang, Rejoso dan Jatikampir, serta RD Leo Giovani, sempat menyampaikan sambutan-sambutannya.
Setelah misa, acara dilanjutkan dengan kegiatan bakti sosial berupa pelayanan pemeriksaan dan pengobatan gratis oleh dokter-dokter dan paramedis dari Paroki Nganjuk, pembagian bingkisan untuk warga desa Tritik, pembagian bingkisan untuk umat Tritik, Gondang, Rejoso dan Jatikampir, penyerahan bantuan pakaian pantas pakai untuk keempat stasi dan paroki; penyerahan bantuan 3 unit wireless untuk Stasi Tritik, Jatikampir dan Gondang.
Ada juga penyerahan bantuan wireless untuk Masjid Tritik; penyerahan dua lemari pakaian dan buku untuk Stasi Tritik dan Rejoso; serta penyerahan bantuan pasang meteran listrik, gorden dan toilet duduk untuk Stasi Tritik. Bersamaan dengan itu, umat yang lain menikmati makan siang bersama dengan menu sederhana ala Desa Tritik. Nampak sekali terungkap rasa syukur dan terima kasih yang mendalam dari semua pihak, terutama dari umat Stasi Tritik, Gondang, Rejoso dan Jatikampir serta warga yang menerima bingkisan.
Sebelum pulang, warga Lingkungan St. Benedictus, Ngagel, menyempatkan berfoto bersama dengan RD Leo Giovani di depan kapel dilanjutkan penyerahan bantuan uang tunai untuk pembangunan balai pertemuan Stasi Loceret yang diterima langsung oleh RD Leo Giovani. (Cosmas Budi Rahardjo)